BAGIAN-BAGIAN 2 FARMAKOGNOSI :
A.
Pemalsuan
Dan Penurunan Mutu Simplisia
Pemalsuan umumnya dilakukan
secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak
sengaja.
Simplisia
dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan -
persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu
rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang
salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi
memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas
waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh
bakteri, cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat
bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup
Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan
tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau
ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti
minyak biji kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung
jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk
cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya
tampak seperti keadaan semula.
B. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan
informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa
bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).
C.
Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi
tambahan. Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci
dalam sediaan-sediaan galenik.
D.
Pembuatan
Serbuk Simplisia
Bersihkan simplisia dari bahan organik
asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang
cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali dinyatakan
lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..
Simplisia yang mengandung zat
berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada suhu serendah
mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
Pada pembuatan serbuk simplisia yang
mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis
dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau
kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok,
misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi
persyaratan.
E.
Pengambilan
Contoh Dan Metode Analisis Simplisia
Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang
diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan
contoh terhadap hasil analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara
pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang
dapat diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam
skala besar
Jika
pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan
etiket menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh
secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai
ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi
menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan
pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets
yang homogen.
Jumlah wadah
dalam bets
(N)
|
Jumlah wadah yang harus diambil
contohnya (n)
|
1 sampai
10
|
semua
|
11 sampai
19
|
11
|
> 19
|
n = 10 +
|
Catatan: Bulatkan harga
n ke angka yang lebih tinggi.
Contoh bahan harus
diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan
terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil
dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan
contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan
dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan
yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan
ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan
dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman
10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan
setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan
jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi
derajat kelembaban secara bermakna.
Contoh dalam
skala laboratorium
Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam
skala besar menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah
dengan menempatkan contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam
bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal
menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur
secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang
diperlukan
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai
berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala
laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada
bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga
melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak
digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur
dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan
tipis dan ambil bagian untuk pengujian .
F. Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain dalam
monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti dibawah
ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).
Akar, rimpang, kulit batang dan
herba 500 g
Daun, bunga , biji dan
buah
250 g
Potongan bagian tanaman (bobot rata-
rata setiap potongan kurang dari 500
mg) 50 g
Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing
dengan tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung
prosentase bahan organik asing terhadap bobot contoh yang digunakan.
G. Penilaian Obat
Ada 5 macam
cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan
pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan
bagian dalam, retakan- retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya
(berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara
organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan
cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian
organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan
secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2. Secara
Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3.Secara
Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik
beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet,
pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.
4.Secara
Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi
warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih
dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan
cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang
bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5. Secara Hayati / Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
H. Bagian - Bagian dari Tanaman
Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu radix (akar), caulis (batang) dan folium (daun). Di
samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus
(buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi
lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas),
herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).
I.
Uraian
Tentang Simplisia
1. Buku – buku yang digunakan :
a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI
dan dianggap masih relevan
untuk diketahui siswa.
c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan
dalam MMI (MateriaMedika Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih
disebutkan oleh FI baik sebagai contoh maupun keterangan lain.
2. Uraian masing-masing simplisia
meliputi :
a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c. Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e. Penggunaannya
f. Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
- Sediaan
atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar